PSIKOLOGI PEMBACA
PSIKOLOGI PEMBACA
Rangkuman Guna Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Psikologi Sastra
Dosen Pembimbing:
Dr. Bayu Firmansyah, S,S., M.Pd
ALFA JULIA (18188201008)
PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
ANGKATAN 2018 A
FAKULTAS PEDAGOGI DAN
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA
Psikologi pembaca merupakan salah satu jenis kajian psikologi sastra yang memfokuskan pada pembaca, yang ketika membaca dan menginterpretasikan karya sastra mengalami berbagai situasi kejiwaan. Yang menjadi objek kajian dalam psikologi pembaca adalah pembaca yang secara nyata membaca, menghayati, dan menginterpretasikan karya sastra. Pembaca memiliki jiwa, dengan berbagai rupa emosi dan rasa, maka ketika membaca sebuah novel atau menonton sebuah pementasan drama, kita sangat mungkin ikut bersedih, gembira, jengkel, bahkan juga menangis karena tersentuh oleh pengalaman tokoh - tokoh fiktif.
Di samping itu, dalam hubungannya dengan pembaca, ada jenis-jenis karya sastra tertentu yang dipilih dan disukai oleh suatu kelompok pembaca, tetapi ditolak atau tidak disukai oleh kelompok pembaca yang lain. Artinya, kita dapat melihat adanya hubungan antara karya sastra dengan selera pembaca.
B. Hubungan Psikologi Pembaca dengan Resepsi Sastra
Karena sama-sama memiliki fokus kajian pada pembaca yang secara nyata nyata membaca, menikmati, menanggapi karya sastra, maka psikologi pembaca tentu saja memiliki hubungan dengan resepsi sastra. Dalam hal ini pengertian siapa pembaca, apa yang dialami ketika dia membaca, faktor-faktor apa yang mempengaruhi bagaimana dia memilih karya sastra yang dibaca, dan bagaimana dia menanggapi karya yang dibaca yang dibahas dalam resepsi sastra juga dipakai dalam psikologi sastra.
Pendekatan resepsi melalui kritik sastra dikembangkan oleh Felix Vodicka. Dalam pendekatan ini, kritikus dianggap sebagai penanggap utama dan khas karena kritikuslah yang dianggap dapat menetapkan konkretisasi (pemaknaan) karya sastra dan dialah yang mewujudkan penempatan dan penilaian karya itu pada masanya dan mengeksplisitkan tanggapannya terhadap karya sastra (Teeuw, 1984).
C. Kajian Psikologi Pembaca: Pengaruh Novel Belenggu bagi Pembaca
Berikut ini dikemukakan contoh kajian psikologi pembaca yang dilakukan oleh Wildan Nugraha (Lampung Post, Minggu, 5 Oktober 2008) terhadap novel Belenggu karya Armijn Pane. Belenggu Manusia Oleh Wildan Nugraha /1/ Membaca Belenggu barangkali adalah membaca kemungkinan sebuah sisi manusia. Manusia dengan belenggunya sendiri. Setidaknya, dalam perspektif Armijn Pane yang mendedah keterbelengguan Tono, Tini, dan Yah, tokoh-tokoh utamanya dalam novel Belenggu. Diterbitkan pertama kali oleh Dian Rakyat pada tahun 1940, novel karya sastrawan kelahiran Muara Sipongi, Tapanuli Selatan, 18 Agustus 1908 ini, merupakan karya yang kontroversial pada masanya. Banyak komentar bermunculan menanggapi karya Armijn ini, baik yang mencela atau memuji. Di antaranya dalam Pujangga Baru, Desember 1940, Sutan Takdir Alisjahbana (STA) menyebutnya sebagai "romantika yang gelap-gulita", bahkan "yang pesimistis" dan "yang melemahkan semangat". Hal itu pula yang menyebabkan naskah Belenggu ditolak Balai Pustaka.
Komentar
Posting Komentar