RANGKUMAN KELOMPOK 3 EVALUASI PEMBELAJARAN BI PENYUSUNAN TES BAHASA

 

RANGKUMAN

EVALUASI PEMBELAJARAN BI PENYUSUNAN TES BAHASA

 

Tugas Diajukan Guna Memenuhi Nilai Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran BI

 

Semester 6

 

Dosen Pengampuh:

Dr. M. Bayu Firmansyah, S.S., M.Pd

ALFA JULIA (18188201008) 

 

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

ANGKATAN 2018 A

FAKULTAS PEDAGOGI DAN PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA

 

Tujuan tes sangat penting karena setiap tujuan memiliki penekananan yang berbeda-beda. Misalnya untuk tujuan tes prestasi belajar, diagnostik atau seleksi. Contoh, untuk tujuan prestasi belajar, lingkup materi / kompetensi yang ditanyakan / diukur disesuaikan seperti untuk kuis / menanyakan materi yang lalu, pertanyaan lisan di kelas, ulangan harian, tugas individu/ kelompok, ulangan semester, ulangan kenaikan kelas, laporan  kerja praktik/ laporan praktikum, ujian praktik. Dintinjau dari tujuannya, ada 4 macam tes yang digunakan di lembaga pendidikan yaitu, 1) Tes penempatan, 2) Tes diagnostik, 3) Tes formatif, dan 4) Tes sumatif.

Tes yang diselenggarakan pastinya akan mempunyai kisi-kisi. Kisi-kisi merupakan matriks yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan dibuat. Kisi-kisi ini merupakan acuan bagi penulis soal, sehingga siapa pun yang menulis soal akan menghasilkan soal yang isi dan tingkat kesulitannya relatif sama. Syarat kisi-kisi antara lain 1) Harus mewakili kurikulum, 2) Ditulis dengan singkat dan jelas, dan 3) Soal dapat disusun sesuai dengan bentuk soal. Jenis tes yang digunakan bisa berupa tes objektik atau tes non objektif. Pemilihan jenis tes disesuaikan dengan tujuan dan karakteristik materi yang akan diteskan.

Dalam penulisan tes, tentunya si pembuat soal harus memperhatikan beberapa kaidah dalam penulisan tes. Kaidah tersebut adalah 1) Batasilah penggunaan soal tes uraian hanya untuk hasil-hasil belajar yang tidak memuaskan kalo dievaluasi dengan teks objektif, 2) Rumuskan soal-soal uraian sedemikian rupa sehingga mampu mengukur hasil belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam tujuan pembelajaran khusus, 3) Susunlah kalimat setiabudi soal uraian dengan baik dan benar sehingga apa yang harus dilakukan oleh tes itu jelas, 4) Hendaknya setia butir soal uraian itu merupakan sebuah rumusan masalah yang spesifik dan pasti, 5) Setiap butir soal bentuk uraian hendaknya disertai petunjuk yang jelas mengenai jawaban yang dikehendaki penyusun, 6) Hendaknya kunci jawabannya dibuat serempak dengan penyusunan butir-butir soalnya, 7) Hendaknya diusahakan agar perbandingan antara proporsi si butir-butir soal yang mudah, sedang dan sukar berkisar antara 30% 50% dan 20%, 8) Hendaknya seluruh bahan diolah menjadi suatu bahan yang terpadu dan komprehensif, dan 9) Hendaknya butir soal tes disusun dari yang mudah ke yang sukar.

Dalam menelaah soal tes terdapat butir butir yang harus diperhatikan yaitu : 1) Telaah secara kualitatif, yakni telaah oleh teman sejawat dalam rumpun keahlian yang sama yang dilakukan sebelum tes diuji, dan 2) Telaah secara kuantitatif, yakni analisis berdasarkan hasil uji coba atau hasil penggunaan tes dilakukan setelah tes diuji. Selanjutnya tes di analisis untuk mengetahui kompetensi dasar yang telah dicapai maupun belum dicapai.

Setelah menelaah soal tes yang telah ditulis, maka kita akan melakukan uji coba tes. Sebelum digunakan pada objek yang sesungguhnya, tes yang telah selesai disusun butir-butirnya tersebut hendaknya diuji coba terlebih dahulu. Tujuan uji coba adalah untuk mengukur validitas dan rehabilitas.

Setelah diuji cobakan, selanjutnya dianalisis tiap nutirnya. Untuk mendapatkan soal yang baik, maka perlu dilakukan analisis soal. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa ada dua cara mengalisis soal, yaitu analisis soal secara teoretik atau kualitatif dan analisis soal secara empiris atau analisis soal secara kuantitatif.

Setelah menganalisis butir tes dan jika terdapat kesalahan, maka kita harus memperbaiki tes tersebut. Setelah seluruh butir tes atau soal ditelaah dari ranah materi konstruksi dan bahasa dan telah dianalisis derajat kesukaran dan daya bedanya. kemudian dikelompokkan menjadi 3 yaitu 1) Butir-butir tes dianggap baik atau diterima, 2) Butir-butir tes yang tidak baik atau ditolak dan 3) Butir-butir tes yang kurang baik atau diperbaiki.

Butir-butir tes yang baik (memenuhi persyaratan yang ditetapkan) kemudian ditata atau dirakit dengan cara tertentu. Dalam merakit tes butir butir soal dapat dikelompokkan menurut urutan kompetensi dasar, taraf kesukaran, dan format (komposisi bentuk soal).

Setelah soal dirakit, selanjutnya dilaksanakan tes yang sesungguhnya untuk tes yang dilaksanakan di kelas pelaksanaannya dapat dikatakan sederhana karena segala sesuatunya cukup mudah diatur. Dalam pelaksanaan tes terdapat aturan yang berupa kondisi fisik dan psikis siswa.

Setelah melaksanakan tes, maka tes tersebut akan dinilai. Ada dua macam acuan yang digunakan untuk menilai, yaitu Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN). Hasil tes yang diselenggarakan oleh guru tersebut mempunyai banyak kegunaan antara lain; 1) Dapat mengetahui Apakah peserta didik sudah menguasai bahan yang disajikan oleh guru, 2) Dapat mengetahui bagian mana yang belum dikuasai Sehingga peserta didik berusaha untuk mempelajarinya lagi sebagai upaya perbaikan, dan 3) Dapat menjadi penguatan bagi peserta didik yang sudah memperoleh skor tinggi dan menjadi dorongan untuk belajar lagi dan menjadi diagnosis bagi peserta didik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS KEPRIBADIAN PENGARANG PADA MUSIKALISASI PUISI SAPARDI DJOKO DAMONO – HUJAN BULAN JUNI dan L MACHALI – PESISIR SANG KEKASIH

RANGKUMAN KELOMPOK 8 PENGOLAHAN SKOR MENTAH DALAM ASESMEN PEMBELAJARAN BAHASA